Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ahlan wa Sahlan ya Akhi, ya Ukhti

Cintaku Di Ujung Dakwah

Written By Rizky Priyatna on Rabu, 20 November 2013 | 05.08




Usai sekolah SMA aku memutuskan untuk hijrah ke kota besar Jakarta, pergi kesana berniat kerja di kota tersebut, tidak sulit bagiku untuk mendapat suatu pekerjaan, menjadi asisten dokter disebuah klinik kecantikan.Bagini rasanya hidup di Jakarta, harus siap dengan resiko yang datang silih berganti. Pertama kali interview di klinik dengan dokter yang backgroundnya non muslim, otomatis melarangku untuk mengenakan jilbab dan aku menurutinya. Bahkan aku seperti tidak mengenal diriku sendiri, tidak bisa memutuskan suatu perkara mana yang baik dan mana yang buruk,hmm... Satu tahun berlalu, hari-hari kulalui penuh dengan tekanan rumit, pergulatan antara batin dan fikir, penyesalan mulai menghampiri hatiku, sejak awal bekerja “aku belum rela untuk melepas jilbabku ini,tapii...aku butuh pekerjaan ini..”. Betapa bodohnya aku dulu. akal sehatku mulai tercemar, berangkat kerja berjilbab..tapi apa yang aku lakukan dibis aku lepas jilbab itu,sungguh memalukan padahal gaji yang ku dapat tidaklah seberapa,bertubi-tubi perasaan bersalah menyelinap di hatiku."ada apa denganmu hasna? tak malukah kamu terhadap Allah? kamu sudah berkhianat, mengacuhkan penglihatan Allah". Aku menangis....:’( Kehidupan lingkunganku juga tak nyaman, lebih rumit dan memprihatinkan, tidak mengenal itu kawan, bagi mereka semua menjadi lawan,perselisihan, persaingan, pengkhinatan, perselingkuhan, gibah, memfitnah, adu domba,cari muka dsb. Semua itu menjadi lalapan tiap hari mereka, sedikit kebaikan yang ada di tempat itu, sungguh memprihatinkan!. Entah apa yang membuatku mampu bertahan hingga 2 tahun kurang 2 bulan, diriku memang tidak bergeming dengan kehidupan seperti itu, aku tetap berada di jalur yang baik sesuai ajaran guru ngaji dan orang tuaku, aku tetap melakukan rutinitasku sebagai seorang muslimah, rajin mengkaji alquran dan berdakwah kepada teman-teman disekitarku, tak sedikit yang mencibirku keki. Hari-hariku mulai galau, bulan ini bulan ramadhan dan hatiku dipenuhi dengan kerinduan kepada-Nya, Dengan setumpuk penyesalanku yang tak kunjung habis, menjadikan aku rindu kembali ke kehidupanku yang lama dimana selalu ada keceriaan dan kebaikan. Namun aku yakin cahaya ramadhan akan menghampiriku, meski sadar dengan rambutku yang nampak terbuka tanpa hijab, tapi.. hatiku tetap menyeru pada-Nya, berharap pertolongan dari-Nya. Setiap saat aku berdoa, meminta kepada-Nya agar diberikan jalan untuk bisa lepas dari kehidupan seperti ini, aku ingin bertobat, ingin kembali kepada-Mu, kepada ketaatan-Mu Robbku...aku sangat meyakini terkabulnya doa ketika berbuka puasa. “Aku ingin lebih dekat kepada Mu ya Allah...".
 
Disamping itu bersyukur memiliki sahabat yang solehah, tak ada lelahnya sahabatku ini, selalu berkesempatan untuk mengajakku pada kebaikan, waktu itu malam ganjil sepuluh terakhir di bulan ramadhan, dia memaksaku untuk ikut itiqap di mesjid kota Bogor, ceritanya untuk berburu malam 1000 kemuliaan...akupun sangat antusias. Pulang kerja, sore hari aku bergegas berangkat ke Bogor, malunya setiba di kampus sahabat ku itu, aku berlari-lari kecil lewat belakang percis detektif saja, berniat melewati jalan pintas malah salah jalan melewati area toilet laki-laki, kebayang malunya seperti apa, salahku tidak mendengarkan intruksi sahabatku di atas tangga sana dan ternyata, jalan antara laki-laki dan perempuan ada pembatasnya, lebih tepatnya seorang akhwat tidak boleh melewati jalan milik ikhwan..ya ampun..dengan polosnya aku.., karena sudah terlanjur,,gak bisa mundur,,akhirnya loncat pagar berusaha masuk ke jalan akhwat, semua mata akhwat tertuju padaku, mukaku memerah malu tapi aku kagum tak ada satupun ikhwan yang memandangku, semua kepala mereka tertunduk fokus, kulihat sekelilingku..semua wanita mengenakan pakaian yang longgar juga lebar dengan hijab yang panjang begitu anggun. Aku berdiri mematung “bagaimana denganku?” betapa malunya diriku, masih mengenakan celana jins panjang dan ketat, meski bajuku lebih panjang hingga ke lutut, aku gugup..rasanya ingin sekali mengecil seketika dan sembunyi di kantong sahabatku..”wi bagaimana ini wi? Aku malu..”ujarku. “tenang...aku sudah siapkan rok panjang lengkap dengan atributnya.hhe” jawab sahabatku! Hupst...tarik nafas panjang, betapa pengertian dan betapa nyamannya berpakaian seperti ini. :) "ingin selamanya...". Pikirku. Tidak sampai disitu, betapa asingnya semua kegiatan yang sedang aku hadapi ini, kajian yang menyejukan, tahajud yang mengiris hatiku, aku berdosa begitu besar, berharap Allah menyambut tanganku. Peran sahabat yang setiap saat mengingatkanku, tak bosan mengirimiku sms tausiyah perintah memanjangkan hijab, buku-buku yang kubaca, artikel-artikel di internet membuatku seringkali menangisi dosa pengkhianatan ini, menyesali kebodohan yang aku lakukan, semakin kuat untukku hijrah kembali ke jalan-Nya. Akupun sudah semester 2 kuliah dan berencana untuk mutasi ke Bogor melanjutkan kuliah di sana juga sudah rindu dengan kota asalku itu dan jemu dengan kota samrawut ini. Sudah aku pikirkan selama satu minggu, meminta pendapat orangtua dan sahabat, kemudian aku menghadap dokter sebagai bosku, beliau tidak mengijinkanku, malah memarahiku, apalah katanya “bundet, mumet..” dengan logat bahasa jawa kental aku tidak mengerti. Beliau memintaku untuk keluar bulan depan saja baiklah aku terima, bertepatan dengan jadwal pertama masuk kuliah dan tanggal kelahirannku. Waktu yang dinanti tiba, 11 september aku sudah meninggalkan kota tersebut dan pindah ke habitat lama yang menyejukan, terasa lega sekali, plong dada ini, aku bertekad akan mengenakan hijabku lagi dengan penampilan yang baru lebih anggun dan sesuai syariat islam. 

Tiba di statsiun pukul 07:30, Subhanallah..sungguh indah, sinar hangat mentari, burung-burung bernyanyi dengan ceria, angin segar menyentuh lembut hijabku, perasaan bahagia tak terkira menyelimuti hatiku, seaka-akan kedatanganku disambut bahagia oleh wajah ceria kota Bogor ku tercinta, semuanya seperti tersenyum padaku, bersyukur atas hijrahku, terutama sahabat yang selalu mendakwahiku, dia mencintaiku karna Allah, dakwahnya menuai kebaikan bagi diriku, dia tidak sia-sia semoga Allah membalasnya, akupun tidak sia-sia, kepergianku membekaskan kebaikan bagi mereka yang kutinggalkan, ada yang mengikuti jejakku, mulai mengenakan hijab, rajin sholat, ngaji, sibuk belajar agama daripada bergosip. Alhamdulillah..semoga Allah meridhoi kami semua.Aamiin..:) betapa beruntungnya aku,di Bogor aku bertemu banyak teman akhwat-akhwat tangguh dan solehah, dikampus baruku aku ikut UKM kampus menyangkut kerohanian islam, niatku ingin belajar dan mengenal banyak tentang Allah disana. Dan disitu kebahagiaan tak terkira kudapat, ukuwah islamiah yang amat kental, mengenal Allah lebih banyak, saling menyayangi dan mengasihi karena Allah. Aku baru sadar bahwa, cintaku di ujung dakwah ini, inilah cinta.., cinta yang sebenar-benarnya cinta, yaitu cinta kepada Allah yang maha mencipta cinta. 

 
05.08 | 0 komentar

Menata Hati

Menata hati. Sekaranglah,yang sedang aku lakukan dan usahakan..ya tata hati dulu baru tata yang lain..:).
ingat tidak?,kata-kata siapa itu? :-)
tak apa-apa ya,,sekali-kali kita bahas tentang hati,yang biangnya si galau itu..si sopir segala kegundahan. biar sama-sama sling menyembuhkan hati,memperbaiki hati,menata hati agar tampak indah disisi Allah Swt aamiin.:) jangan rumah aja yg ditata agar tampak indah.:p
Jangan melihat siapa yg menyampaikan,tapi lihat dan pahami apa yg disampaikan okee!. karena kita sama-sama sedang memperbaiki diri.
Hatiii...sibiang kerok baik buruknya manusia! hati itu..ibarat nahkoda bagi kapalnya,Raja untuk rakyatnya, pemimpin untuk imamnya, komandan untuk prajuritnya, hulu bagi hilirnya dan... bla,bla,bla,,,sederetnya.??? "jika hati itu baik.,baik pula perangainya."
Rosul bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)
banyak pepatah mengatakan "Sikapmu adalah cerminan hatimu...baik,buruknya sesuai dengan keadaan hatimu sesungguhnya". dalm pepatah lain " hati adalah cermin paling jujur bukan? yang membenarkan dan menyalahkan prilaku kita. bicara soal cermin...ya cermin itu adalah tempat paling jujur, ya jujur dalam menasehatimu, memberitahukan keadaanmu sesungguhnya, tak ada dusta dan tipu daya.. tapi ingat....cermin hanya menasehatimu ttg yg tampak saja, lahiriahnya saja, tapi tidak dengan hati yang amat rapih tersembunyi didalam dada, tidak ada yg bisa mengetahui seperti apa keadaan hatimu sbnernya! gemukkah? kurus? kotor....bersih, busuk..segar? sakit, sehat, retak, atau malah sudah hancur? wallahu a'lam..hanya Allah yang tahu. tapi sungguh hati yag sehat itu adalah hati yang senantiasa mengingat sang pencipta hati itu, senantiasa berzikir menyebut asma-asma-Nya. yang tunduk hatinya hanya kepeda ketaatan-Nya. Semoga kita seperti itu. aamiin :) dalam firman-Nya dikatakan "Sungguh Allah melihat kpda Hati manusia, bukan yg tampak oleh mata".
jadi sudah amat, sangat gamblang bahwa kecantikan itu,,,ketampanan itu, kaya, miskin, berkuasa, bertahta, populer, ngetop, klop bangeettt...tak ada artinya disisi Allah, tanpa akhlak yang mulia. :)
akan tetapi Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimiliki Allah SWT. simak hasil copasannya..he.
Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya.Rosul bersabda:
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
Meskipun demikian, kita harus terus berupaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkena penyakit hati, yang menyebabkab kita tersesat dari jalan yang diridhoi Allah SWT. Begitu banyak penyakit yang dapat hinggap dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak.
Penyakit-penyakit hati atau Perilaku yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati seseorang diantaranya adalah:
1. Melakukan kedurhakaan dan dosa


Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan.
Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan
Rosulullah bersabda:
“Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori).
2. Merasakan kekerasan dan kekakuan hati
Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah dan menderitaan yg menimpa saudaranya sesama muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan tertuju pada keinginan pribadinya.
3. Tidak tekun beribadah
Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa.
4. Malas dalam ketaatan dan ibadah
Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tsb.
atau meremehkan waktu yg tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu.
5. Perasaan gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi
6. Tidak tersentuh kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an
7. Lalai dalam dzikir dan doa
8. Lalai dalam amar ma’ruf nahi munkar
Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf(baik), tidak pula mencegah dari yang mungkar(buruk). Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama.Nau'zubillah.
9. Gila kehormatan dan popularitas
Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil menonjol dsb.
10. Bakhil dan kikir atas hartanya.
11. Mengakui apa-apa yang tidak dilakukannya.
Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Shof : 2–3)
12. Bersenang-senang diatas penderitaan umat muslim
13. Hanya pandai menilai kadar dosa yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu dilakukanny
14. Mudah memutuskan tali silaturahmi/persaudaraan
15. Senang berbantah-bantahan yang mneyebabkan hatinya keras dan kaku
16. Sibuk dalam urusan dunia semata
17. Suka berlebih-lebihan
18. Iri Hati,Dengki,Hasud,Fitnah,Buruk Sangka,khianat,Gibah dll..
Penyembuhan:
Perilaku tersebut diatas dapat dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita.
Rosulullah saw menggambarkan keimanan seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui setiap saat. Beliau SAW juga menggambarkan keimanan ibarat menatap bulan, terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut.
Juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim sebagai upaya penyembuhan penyakit hati:
1. Membaca dan menyimak Al Qur’an.
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….” (QS. al-Isra’ : 82)
2. Merasakan keagungan Allah SWT
3. Mencari dan mempelajari ilmu agama.
4. Banyak berzikir.
Dengan berdzikir kepada Allah SWT keimanan bertambah, rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka, dosa-dosa terampuni.
5. Memperbanyak amal kebaikan.
6. Rajin melakukan ibadah.
7. Takut meninggal dalam keadaan su’us khotimah
8. Banyak mengingat mati,karena mengingat kematian akan melembutkan hati.
9. Selalu ingat akan tibanya hari akhir
10. Menelaah firman-firman Allah SWt yang terkait dengan peristiwa alam
11. Bermunajat dan pasrah kpeada Allah SWT
12. Tidak terlalu mengharap dunia
13. Banyak melakukan ibadah hati
14. Berdo’a kepada allah SWT agar dijaga keimanan kita
Semoga kita terhindar dari penyakit hati yang dapat melemahkan dan bahkan menghilangkan keimanan kita kepada Allah SWT. Dan semoga Allah SWT memberikan perlindungan kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin………
hati-hati membawa hati,hati-hati juga di jalan ya.....:p

Ida Rofiah
Bogor, Jawa Barat
04.59 | 0 komentar

Jilbabku bukan belenggu

Written By Rizky Priyatna on Sabtu, 17 September 2011 | 23.05


Jilbabku Bukan Belenggu

Jilbabku Kebebasanku

Kata-kata diatas saya temui pertama kali di selembar poster yang diletakkan di dinding kaca Student Store kampus saya saat masih berstatus sebagai mahasiswa. Terkesan dengan kata-katanya dan mencoba mencari makna di balik kata-kata itu.

Jilbabku Bukan Belenggu

Kata belenggu jika dilihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki definisi ikatan (sehingga tidak bebas lagi). Jadi jika dikaitkan dengan frase: “Jilbabku Bukan Belenggu”, kurang lebih begini jadinya: “Jilbabku bukanlah hal yang membuat menjadi tidak bebas”. Maka frase “Jilbabku Bukan Belenggu” sangat pas jika kemudian disandingkan dengan frase “Jilbabku Kebebasanku”. Tentunya frase kedua ini berperan sebagai penguat dari frase pertama.

Lantas apa makna sesungguhnya dari keduanya?

Mungkin masih ada sebagian kita yang berpikir bahwa ketika seorang muslimah memutuskan untuk mengenakan jilbab, maka dia tidak akan bebas melakukan apapun, merasa dirinya terbatasi dengan jilbab yang dikenakan. Ketika berjilbab, seorang muslimah tak boleh melakukan ini itu, harus meninggalkan seluruh kebiasaan lamanya. Ketika berjilbab, seorang muslimah harus kalem, pendiam, dll. Benarkah statement ini?

Tidak kawan!

Siapa bilang ketika seorang muslimah memutuskan untuk berjilbab tak bebas melakukan apa-apa? Ada seorang muslimah yang hobi naik gunung, tetap naik gunung ketika memutuskan berjilbab syar’i, dengan rokcel-nya (rok celana). Ada seorang muslimah yang hobi nyanyi, akhirnya bernasyid ria ketika memutuskan berjilbab dan sering diminta tampil dalam acara kemuslimahan. Ada seorang muslimah yang hobi renang, tetap renang secara rutin di kolam renang khusus muslimah ketika memutuskan berjilbab. Bahkan banyak juga muslimah berjilbab yang tak kalah prestasinya dengan perempuan-perempuan lain.

Tak jauh-jauh dari kehidupan penulis, teman penulis sendiri. Ada seorang muslimah berjilbab yang hobi dan memiliki bakat seni lukis, dia akhirnya membuat bisnis sepatu lukis dan jilbab lukis. Ada seorang muslimah berjilbab yang menjadi mapres (mahasiswa berprestasi) tingkat fakultas dan sering mengikuti berbagai konferensi tingkat nasional bahkan internasional, dan nyatanya jilbab panjangnya tak mengerdilkan confidence nya. Ada seorang muslimah berjilbab yang mengikuti kontes roket tingkat nasional, dan nyatanya jilbab panjangnya tak menghalanginya untuk tetap berprestasi. Ada seorang muslimah berjilbab yang bisa mengendarai mobil dan menjadi andalan untuk acara-acara kemuslimahan, tanpa ketergantungan dengan kaum Adam yang biasanya kebanyakan bisa mengendarai mobil. Ada seorang muslimah berjilbab yang kuliah di luar negeri dan dia pun tetap PD dengan lingkungan sekitarnya yang non muslim, karena pandai membawa diri dalam pergaulan. Bahkan pernah suatu ketika teman perempuan non muslimnya mencoba mengenakan jilbab dan bilang: Aku cantik ya?

Jadi, tak ada hubungannya bukan bahwa jilbab itu suatu belenggu bagi para muslimah? Muslimah berjilbab masih bisa melakukan apa yang disukainya bahkan meraih prestasi di bidangnya masing-masing.

Ada satu cerita unik terkait keputusan seorang muslimah untuk berjilbab. Ada seorang muslimah yang belum berjilbab walaupun sebenarnya sudah ada niat dalam hatinya untuk berjilbab. Setelah bertahun-tahun, akhirnya keputusan untuk berjilbab pun datang juga. Bagaimanakah hal itu bermula?

Hidayah itu bermula dari ‘tembakan’ seorang laki-laki kepada dirinya saat ia duduk di kelas 2 SMA. Saat itu di hari Rabu sepulang sekolah, teman dekatnya, seorang laki-laki, menyatakan cinta padanya dan menginginkan sang muslimah menjadi pacarnya, dengan ungkapan: “maukah kamu jadi pacarku?”

Tentu sang muslimah terkejut dan tak menyangka jika ternyata teman dekatnya menyimpan rasa padanya selama ini. Hingga akhirnya, sang muslimah tak serta merta menjawab pertanyaan itu dan meminta waktu beberapa hari untuk bisa menjawabnya.

Dalam kebimbangan, ia pun memohon petunjuk padaNYA. Tiga hari tiga malam ia jalani shalat istikharah. Dan tepat di malam ketiga, seusai istikharah, ia bermimpi. Apa mimpinya? Ia bermimpi sedang berada di sebuah taman dan ada yang berbeda pada dirinya. Ya! Itulah jawaban Allah atas masalahnya.

Senin menjelang, sang muslimah pun berangkat ke sekolahnya. Ia disambut oleh kakak-kakak akhwat ROHIS dengan cipika cipiki dan memberikan selamat kepadanya. Teman laki-laki sang muslimah yang me’nembak’nya pun melihat keramaian di pintu kelasnya: sang muslimah kini berjilbab. Dan sang laki-laki tahu, inilah jawaban dari sang muslimah tanpa diucapkan langsung olehnya.

Satu hal yang diyakini sang muslimah bahwa jilbab membebaskan dirinya dari jerat nafsu syetan. Ketika ada teman laki-laki yang mengajaknya berpacaran, maka inilah jawabannya dan juga jawaban-NYA.

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkanjilbab ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (Q.S Al-Ahzab: 59)

Semoga ayat cintaNYA melembutkan hati-hati kita..

Bagi yang belum berjilbab, maka bersegeralah, karena ini perintahNYA..

Bagi yang sudah berjilbab, semoga keistiqomahan senantiasa kita usahakan..

Karena sesungguhnya, hidayah dan istiqomah itu bukanlah hal yang kita peroleh tanpa usaha..

Tanamkan dalam diri bahwa:

Jilbabku Bukan Belenggu

Jilbabku Kebebasanku

Jilbabku Identitasku

Jilbabku Jati Diriku

Selamat Hari Solidaritas Jilbab Internasional..


Oleh: Linda Puspita Sari

23.05 | 0 komentar

Pacaran, Antara Kekecewaanku dan Kekecewaanmu


Pacaran. Gak asing yah kalo denger kata itu.. Pasti langsung mikir ada 2 orang cewek cowok . Tau gak sih pacaran itu sebenernya dari Barat sono . Di sono ada fase-fase kayak puppy love (cinta monyet), dating (kencan), goin steady (pacaran), dan engagement (tunangan) terus menikah (kalo mau)

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.

Setau gue di keyakinan gue (Islam) , pacaran itu gak boleh. Apalagi pacaran anak zaman sekarang.. Astaghfirullaah yahh.. Pacaran itu banyakan mudharatnya daripada manfaatnya.. Tau kan mudharatnya ? Kayak ngelamunin si dia, foya-foya, sekolah gak konsen, zina kecil maupun besar, banyak dosaaaaaaaa, eh , malah ada yang nganggep pacarnya adalah suami/istrinya! Wotdehell..

Atas dasar khayak gitu para Ulama termasuk gue yang bocah newbie ababil ini, memandang kalo pacaran adalah kedzaliman.. Mau gak mau orang yang pacaran sedikit demi sedikit bakal terkikis peresapan keIslaman di hatinya, bahkan bisa ngakibatin hancurnya moral dan akhlaq! Na’udzubillaah yahh..
Negara udah ancur , banyak remaja pacaran nanti mau jadi apa negara ini?

Menurut orang kebanyakan , korban pacaran itu wanitanya.. Kalo pacarannya ga bener.. (emang ada pacaran bener ? Enggak!)

Pacaran itu boleh, asal :

  • gak berduaan
  • gak boncengan
  • gak mikirin si dia
  • gak kangen
  • gak gandengan tangan , apalgi kiss
  • gak traktir-traktiran
  • gak mesra-mesraan
  • gak kirim salam cinta
  • wajib nutup aurat
  • dll

Berarti gak boleh, kecuali pacaran setelah pernikahan!

Janganlah salah seorang diantara kamu berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya (Riwayat Muslim)

Lirikan mata merupakan anak panah beracun dari setan, barang siapa yang meninggalkan karena takut kepada-Ku (Allah) maka Aku (Allah) akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan kemanisannya dalam hati (Riwayat Tabrani dan Al-Hakim)

Ada juga yang berdalih “pacaran gue kan Islami!” “Pacaran gue sehat!” “pacaran gue buat motivasi gue !”

Halah gue sih gak percaya sama kata-kata itu! Bullshit! Cuma alibi! Itu hawa nafsu, bukan perasaan!

Pacaran, salah siapa sih?!

Kalo menurut gue , pacaran itu udah njamur banget ya di indonesia. Jadi sama orang kebanyakan dianggap hal yang wajar, sah-sah saja. Liat aja film-film Indonesia, SHITnetrons, bacaan, buku dan media lain. Pasti semuanya, apalagi yang katanya remaja banget, gak jauh-jauh deh dari ini (baca: cinta).

Gue juga pernah dengar guru bilang, “pacaran itu hal yang wajar untuk anak seusia kalian (remaja), tapi ya yang wajar.”

Ada juga , “anak zaman sekarang pasti sudah punya pacar semua, yang belum berarti ya gak normal. ”

Hey itu kata-kata dari guru gue lho! Shock gue dibuatnya.

Lemes gue denger kata-kata itu. Apalagi ada juga pasti keluarga kita yang tanya, “pacar kamu anak mana? ”, “kenalin dong sama pacarnya.. ”, “ah masa belum pernah pacaran, bohong kamu..”

Karena pacaran itu dianggap hal yang wajar oleh kebanyakan manusia, jadi kita harus pintar-pintar saja istiqomah. Jangan sampe terbawa aktivitas dakwah yang katanya pacaran Islami.

Gue sebenernya kecewa juga sakit hati yah, sama orang yang udah ‘dianggep’ tau agama tapi tetep aja pacaran. Soalnya, kaum newbie bakal punya alibi, “si fulan aja yang pinter ngaji pacaran masa gue gak boleh hah?”

Apa sih manfaat pacaran?

Gue pernah wawancara temen yah, katanya pacaran tuh kaya gitu deh. Pas putusnya itu, katanya gak asik banget, udah gitu pas berantem bisa bikin galau tingkat internasional deh! Dari gue cuma bilang, “Rasakan! Rasakan!”

Rank anjlok, jauh dari temen-temen, keluarga, gara-gara sama pacarnya terus. Dan yang paling kudu dicegah itu jauh dari Allah! Na’udzubillah yah..
Dan perlu kalian tau, kalo putus tuh rata-rata bocah/orang bakalan galau dan nyebelinnya galaunya itu ditularin ke temennya.

Gue heran..

Apa kasih sayang, cinta kasih dari Allah kurang? Padahal Dia Maha Penyayang. Lalu, apa kasih sayang orang tua kita, ayah ibu kita, kurang? Ibu Ayah kita udah capek-capek nyari duit, nyekolahin, ngedidik kita tuh biar kita bener, bukan buat pacaran!

Kenapa harus mencari yang tak tau akhirnya nanti? Yang malah akan menimbulkan dosa dan fitnah? Kenapa ? Kurangkah cinta dari Allah dan orang tua kita?

Saran dari gue, mendingan jauhin lah lingkungan yang isinya bocah-bocah pacaran, soalnya kalo kita gak kuat, bakal ada rasa ingin “mencicipi” gimana sih pacaran itu. Rugi deh kalo gue ikut-ikutan mereka. Soalnya gue pernah tanya ke temen gue, katanya mendingan dulu doi gak pacaran, soalnya bisa nimbulin penyesalan dan ketagihan. Na’udzubillaah yah..

Buat yang katanya mencintai (yang belum halal), apa kalian akan tetap mencintai dengan mengetahui hadits ini?

“Barangsiapa memiliki anak perempuan yang telah mencapai usia dua belas tahun (usia baligh) , kemudian ia tidak bersegera menikahkannya, maka jika anak perempuan itu melakukan suatu perbuatan dosa, dosanya akan ditanggung oleh sang ayah.” (HR Al Baihaqi , dan Anas ibn Malik)

Hayo, katanya lo cinta? Kasihan kan Bapakmu hay saudariku, ikut menanggung dosamu jika kamu berbuat dosa itu? Kalo kamu tetep pacaran aja, apa kamu ga sayang sama Bapak kamu dan lebih sayang sama orang yang gak tau bener-bener sayang sama kamu atau nggak?

Sabarlah..
Tak perlu berkata, “Dinda, tunggu aku tiga tahun lagi!”

Apa perlunya menjanji yang tak pasti. Tak diminta pun bidadari pasti menanti. Dan lelaki langit akan datang bersama cahaya. (Agar Bidadari Cemburu Padamu)

Dari Samuroh bin Jundab radhiyallahu ‘anh , Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bermimpi, dan beliau bersabda, “Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian. Didalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan. Kami mengintip keadaan didalamnya, dan ketika itu kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang sementara dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dibawah mereka, mereka menjerit. ” (HR. Bukhari)

Imam Ibn Hajar al-Asqolani berkata, “Mereka adalah penzina . Mereka telanjang karena terbiasa melakukan mesum ditempat sepi dan berduaan bukan dengan mahrom.”

Kalo ada laki-laki bilang cinta sama kamu, sesungguhnya itu hanya di mulut. Karena di hatinya hanya ada nafsu! Kalo bener-bener cinta, pasti ya akan jaga kesucian, kehormatan orang yang dicintainya.

“wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita- wanita yang baik (pula). ”(QS An Nur:26)

Wallahu a’lam




Oleh: Dewi Saladin, Purbalingga
22.15 | 0 komentar