Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ahlan wa Sahlan ya Akhi, ya Ukhti

PERANAN WANITA ISLAM DALAM AL QUR'AN DAN SUNNAH

Written By Rizky Priyatna on Senin, 27 Juni 2011 | 00.35


Islam memerintahkan supaya kita memuliakan wanita, baik sebagai ibu, isteri, atau anak perempuan.

Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mempunyai anak puteri, lalu ia mengajarinya dengan baik dan mendidiknya dengan baik, maka anak itu kelak akan menjadi tabir yang melindunginya dari neraka." (Bukhari)

Sebelum dewasa, wanita ditetapkan h...arus berada dalam pemeliharaan walinya, dan kekuasaan wali terhadap puteri itu berupa kekuasaan memelihara dan mendidik, serta memperhatikan segala keperluannya dan mengembangkan harta hak miliknya jadi bukanlah kekuasaan memiliki dan bertindak sewenang-wenangnya. Kemudian setelah anak puteri itu dewasa maka Islam menetapkan bahwa ia mempunyai hak yang penuh dan memiliki kecakapan yang sempurna untuk mempergunakan hartanya sama seperti lelaki.

Seorang suami tidak boleh menyusahkan dan berbuat sesuatu yang tidak baik dalam pergaulannya dengan isteri, dengan maksud supaya isterinya itu hendak menebus dirinya dengan mengembalikan semua atau sebagian dari harta yang telah diberikan kepadanya, selama isteri itu tidak berbuat jahat.

Allah SWT berfirman : "Jangan kamu berlaku kasar terhadap mereka itu lantaran kamu hendak pergi dengan membawa sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali apabila mereka berbuat kejahatan yang terang-terangan." (QS. An-Nisa' : 19)

Wanita itu dimuliakan seperti dalam ayat ini : "Sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah bahwa Dia menciptakan untuk kamu kaum pria, isteri-isteri kamu yang sejenis dengan kamu, agar kamu merasa tenang di sampingnya dan Dia menciptakan kasih sayang di antara kamu." (QS. Ar-Rum :21)

Dan Rasulullah SAW juga bersabda : "Kesenangan dunia yang paling baik ialah isteri yang saleh, kalau engkau menoleh kepadanya, maka dia membuat engkau merasa gembira dan kalau engkau bepergian, maka ia menjaga nama baikmu." (Muslim dan Ibn Majah)

Wanita sebagai ibu adalah juga mulia di dalam Islam sebagaimana firman Allah SWT :

"Dan Kami memerintahkan kepada manusia supaya ia berbuat baik ke- pada kedua ibu-bapanya, ibunya mengandungkan dia dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah." (QS. Al Ahqaf : 15)

Ada sebuah hadits yang mengisahkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya : "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbuat baik kepadanya ?" Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu' Orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?' Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu' Orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?' Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu' Lalu orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?' Rasulullah SAW menjawab : 'Kemudian ayahmu." (Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain diterangkan, "Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW lalu berkata :'Ya Rasulullah, saya ingin turut jihad berjuang menegakkan agama Allah.' Rasulullah SAW bertanya kepadanya,'Adakah ibumu masih hidup ?' Orang itu menjawab, 'Ya' Lalu Rasulullah SAW bersabda : 'Tetaplah engkau berada di dekat kaki ibumu itu, maka di sanalah syurga itu berada." (At-Thabarany)

Jelaslah bahwa wanita yang menjadi ibu dalam Islam, amat tinggi nilainya dan derajatnya. Anak-anak dituntut untuk menghormatinya dan tidak boleh mengabaikannya walaupun dengan sebab dan tujuan yang lebih besar seperti berjihad, yang diutarakan seperti dalam hadits di atas. Untuk merealisasikan maksud hadits di atas bahwa syurga di dekat kaki ibu itu, tentu saja memerlukan ibu yang beriman, bertaqwa serta berilmu pengetahuan dan bijaksana lagi saleh.

Allah SWT menciptakan wanita itu berbeda dari kejadian lelaki seperti bentuk tubuh, kemampuan dan kekurangan masing-masing. Wanita mempunyai batas sebagai seorang wanita dan begitu juga lelaki. Tetapi mereka bertanggung jawab mengembangkan zuriat dan pembesaran anak-anak, menurut perbedaan kejadian masing-masing. Wanita tidak boleh iri hati dan mengatakan bahwa Allah telah melebihkan kaum lelaki.

Allah SWT telah berfirman : "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagaian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An Nisa' : 32)

Wanita juga tidak boleh meminta atau meniru apa yang telah Allah SWT berikan kepada lelaki. Rasulullah SAW bersabda : "Bukanlah dari golongan kami orang-orang yang menyerupai laki-laki dari golongan wanita, dan laki-laki yang menyerupai wanita." (Al Hadith)

Allah telah menciptakan lelaki untuk bekerja keras dan berjerih payah mencari nafkah hidup. Ketetapan ini sejak Adam a.s. sampai ke anak cucunya. Allah SWT berfirman : "Maka kami berkata : "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka." (Thaha : 117)

Dalam ayat ini Allah telah berfirman kepada Adam saja. Apabila Adam diturunkan ke bumi, dia terpaksa melakukan segala-galanya untuk mendapat makanan, minuman dan pakaian dan lain-lain yang jauh bedanya dari penghidupannya di syurga.

Allah SWT juga telah menciptakan Hawa untuk memberikan ketentraman pada kaum Adam dalam suasana rumah tangga. Wanita adalah sebagai rumah tempat lelaki mengistirahatkan dirinya dengan menerbitkan kasih sayang dan belas kasih serta rahmah antara keduanya. Wanita dicipta oleh Allah untuk melahirkan anak sejak Hawa lagi.

Allah SWT berfirman : "Dan di antara kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isterimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar Rum :21) Firman-Nya yang lain : "Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari ister-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat Allah ? " (QS. An Nahl : 72)


SEBAGAI IBU DAN PENDIDIK

Sifat wanita sesuai dengan tugas ibu seperti tahan sabar dengan kelakuan anak karena kasih sayang yang telah tertanam dalam jiwanya sesuai dengan sifat keibuannya. Wanita telah diciptakan Allah melahirkan anak.

Mereka jugalah yang paling sesuai untuk memelihara dan seterusnya mendidik. Proses pertumbuhan manusia adalah lebih lambat jika dibandingkan dengan mahluk yang lain. Ibulah yang paling rapat dengan anak dan mengetahui apa yang diperlukan anaknya. Ibu mengikuti setiap perkembangan anak dan dia dapat mengetahui kemampuan anak-anaknya yang berbeda menurut umur dan kebijaksanaan anak. Oleh karena itu mudahlan baginya untuk mendidik anak-anaknya mengikuti tiap-tiap individu anak itu. Ibu dikatakan sekolah, karena jika anak itu dididik dengan baik oleh sang ibu, maka terwujudlah masyarakat yang baik.

Rasulullah SAW bersabda :"Tiada anak yang dilahirkan kecuali suci (fitrah), maka kedua ibu bapanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."

Pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan manusia yang patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, yang mempunyai akhlaq yang mulia mengikuti Al Qur'an dan Sunnah, yang berjiwa keIslaman dan yang berjuang berjihad menegakkan kalimah La ilaha illa Allah.


PENDIDIKAN WANITA

Keluarga Islam dan masyarakat Islam tidak akan sempurna jika wanitanya tidak mendapat didikan yang wajar sesuai dengan tugas mereka sebagai istri dan ibu. Hak menuntut ilmu adalah sama atas lelaki dan wanita : "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam." (Baihaqi)

Menurut pendapat fuqaha', pendidikan wanita terbagi dalam dua bagian yaitu fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Ilmu fardhu 'ain yang mesti dituntut oleh setiap orang Islam ialah berkenaan dengan aqidah dan ibadah yaitu seperti

sholat, puasa, zakat, haji dan juga ilmu untuk menyeru yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar. Wanita perlu pula mendapat didikan yang berupa kemahiran bagi seorang ibu dan istri seperti hal urusan rumah tangga dan hal urusan asuhan dan didikan kepada anak-anaknya.

Wanita Islam juga mesti dididik tata susila Islam untuk menjaga kehormatan dirinya baik dalam perkataan, pakaian, perbuatan dan sebagainya. Di antara ilmu pengetahuan agama yang terpenting dan di antaranya yang

bersangkut-paut dengan masalah yang halal dan yang haram yaitu soal-soal fiqh yang berdasarkan al Qur'an dan Hadits. Pemahaman yang benar dan menyeluruh dalam soal ini dapat diamalkan terus oleh wanita dan anggota

keluarganya dalam urusan pribadi, kehidupan keluarga dan masyarakat. Ini dapat menghindarkan amalan-amalan yang tidak berasal dari Islam dan adat-adat yang dilarang oleh Islam.

Adapun ilmu pengetahuan fardhu kifayah ialah ilmu pengetahuan umum yang hanya merupakan kebolehan saja. Apabila mereka tidak ingin mempelajarinya tidaklah mereka berdosa dan apabila mereka ingin mempelajarinya harus pula dengan cara-cara dan syarat yang sesuai dengan fitrah mereka dan ajaran Islam dan tidak menyinggung kehormatan wanita itu sendiri.

Kaum wanita juga diperbolehkan mempelajari ilmu apa saja yang sesuai dengan tabiat kewanitaannya dan untuk menambah keahliannya dalam mendidik anak-anaknya (seperti misalnya ilmu tentang penyakit anak-anak), memelihara dan mengatur kehidupan rumah tangganya, jika dia berkeinginan menambah ilmu pengetahuannya dalam bidang yang lain seperti perbidanan dan perguruan untuk kaum wanita, tidaklah mengapa asalkan tidak mengganggu tugas-tugasnya sebagai ibu dan istri dan dengan syarat mempelajarinya dengan cara yang diperkenankan agama, ialah tidak bercampur dengan kaum lelaki dengan dalih belajar, tidak

boleh membuka aurat di depan lelaki yang bukan mahramnya.


SEBAGAI INDIVIDU DALAM MASYARAKAT

Selain sebagai istri dan ibu, wanita juga tidak dikecualikan dari menyampaikan risalah pada kalangan wanita, yang tidak dapat dilakukan oleh pihak lelaki seperti memberi contoh sebagai wanita berkepribadian mu'min, mengajar tentang sesuatu yang sulit seperti perincian dalam hal bersuci

Kedudukan wanita dalam masyarakat mempengaruhi corak masyarakat. Penetapan yang telah ditetapkan Allah SWT mengenai hak dan kewajiban masing-masing baik lelaki maupun perempuan adalah untuk menjamin supaya tiada golongan dalam masyarakat itu dizalimi atau ditindas.

Setelah kita jelas bahwa ciptaan wanita tidak sama dengan lelaki, kemampuannya juga berbeda dengan lelaki, maka wajar sekali bila kewajiban yang diberikan Allah SWT berbeda sesuai menurut kejadiannya itu. Walaupun begitu, mereka tidaklah dipisahkan sama sekali karena peranan wanita dan lelaki dalam Islam adalah saling membantu antara satu sama lain.

Allah SWT berfirman : "Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubah : 71)

Allah SWT menerangkan bahwa mukminin dan mukminat sama-sama tolong-menolong, bantu-membantu dan mengerjakan amar ma'ruf nahi mungkar sebagaimana firman-Nya :

"...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya." (QS. AlMaidah : 2)

Wanita juga dituntut berjuang di jalan Allah untuk menegakkan hakimiahlillah bersama dengan lelaki dan bergerak dengan jemaah. Walaupun begitu, jemaah tidak menuntut lebih dari apa yang telah digariskan Al Qur'an karena mereka punya tugas-tugas khusus yang sesuai dengan kejadian dan kemampuan mereka. Tugas-tugas khusus ini adalah sebagian dari tugas penegakkan hakimiah Allah

5 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih atas Infonya

Yasinta mengatakan...

makasih infonya ya sobat

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Infonya bagus sekali, hanya saja masih ada istilah-istilah arab yang masih sulit dipahami oleh kalangan orang awam. Padahal Islam itu seharusnya disampaikan dengan cara yang mudah dipahami. Sehingga sepertinya perlu penjelasan arti kata di setiap kata arab yang masih jarang didengar oleh mereka yang awam yang masih ingin belajar.

Sebuah Catatan mengatakan...

Taniah . Sebuah tulisan yang bagus . Islam begitu menjaga wanita tapi saya kaun lelaki sekarang tidak membela wanita malah dipergunakan wanita

Posting Komentar