Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ahlan wa Sahlan ya Akhi, ya Ukhti

Peranan WANITA Sebagai ISTRI

Written By Rizky Priyatna on Selasa, 28 Juni 2011 | 04.43


Tugas wanita yang utama dan penting adalah mewujudkan suasana yang tenang dan tentram bagi suami dan setiap anggota keluarganya mengenal Allah dan seterusnya beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu

Islam telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada kaum wanita untuk menunaikan tugas ini dengan meringankan kewajiban lain seperti tidak wajib... berjemaah di masjid dan sembahyang Jum'at dan dibolehkan meninggalkan puasa bila mengandung atau menyusui dan menggantikannya kemudian dan lain lagi.

1. Wanita mesti melayani suami dan taat pada suaminya dalam batas-batasyang dibenarkan Islam.

Dalam beberapa hadits disebutkan sebagai berikut : "Andaikata saya dapat menyuruh seseorang bersujud pada orang, niscaya saya suruh wanita sujud pada suaminya." (Tirmidzi);

"Apabila seorang suami memanggil istrinya untuk sesuatu hajatnya, maka harus segera disambut, walau ia sedang menjaga masakan di atas api." (Tirmidzi) ;

"Tiada halal bagi seorang istri berpuasa sunat di waktu ada suaminya, melainkan dengan izin suaminya. Juga tidak boleh istri mengizinkan orang masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya." (Bukhari dan Muslim)

Sebagai contoh, lihat nasihat Umm Iyas kepada anaknya di hari perkawinannya :

"Hendaklah kau berpuas hati dengannya dan apa yang dapat diberikan kepadamu dan taat kepadanya. Hendaklah jangan dia melihat apa-apa yang tidak baik pada dirimu, ataupun mencium apa-apa yang tidak baik dari dirimu. Hendaklah kau diam bila dia sedang tidur dan menyediakan makanan bila tiba masa makannya. Hendaklah kamu memelihara hartanya dan mengawasi dan memelihara anak-anaknya. Hendaklah kamu menyimpan rahasianya dan jangan sekali-kali ingkar akan perintahnya. Janganlah kamu bergembira bila dia bersedih dan janganlah kamu bersedih apabila dia bergembira."

Di balik tugas-tugas istri pada suaminya, istri pun berhak untuk dipergauli dengan baik oleh suaminya.

Firman Allah SWT :

"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa

dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka

secara patut. Kemudian bila kau tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sebagian padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (An Nisa' : 19)

Istri juga adalah tempat suami bermain dan berhibur dengannya. Suami juga boleh merasa cemburu terhadap istrinya hanya untuk kebaikan seperti menyuruh istrinya menutup aurat di hadapan bukan muhrimnya. Tidak boleh kedua suami istri menjadikan suasana rumah tangga tegang.

Suami hendaklah membelanjakan hartanya menurut kemampuannya kepada istri dan keluarganya.

Firman Allah SWT:

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."(At Thalaq:7)

Sabda Rasulullah SAW : "Satu dinar kau dermakan dalam perjuangan fi sabilillah, dan satu dinar kau belanjakan untuk memerdekakan budak, dan satu dinar kau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang

kau belanjakan untuk keluargamu, yang terbesar pahalanya ialah yang kau belanjakan untuk keluargamu." (Muslim)

Istri juga berhak mendapatkan hubungan intim (sexual) dengan suaminya sebagai salah satu pemenuhan nafkah batinnya. Sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya pada setiap tasbih itu sedekah, pada setiap takbir juga sedekah, setiap

tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah. Begitu pula dengan menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat pun sedekah, dan persetubuhan dengan istrinya juga sedekah." (Muslim)

Suami juga hendaklah mendidik istrinya ataupun memberi kemudahan untuk istrinya mendapat didikan Islam baik dari segi aqidah Islam ataupun akhlaq Muslimah.

Firman-Nya :"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At Tahrim : 6)

Dalam hadits :"Kamu sekalian memimpin dan kamu masing-masing ditanya tentang rakyatnya.

Raja pemimpin, suami pemimpin pada keluarganya, dan istri memimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Maka kamu sekalian memimpin dan akan bertanggung jawab atas pimpinan terhadap rakyatnya." (Bukhari dan Muslim)

Islam memuliakan wanita dan mengaitkan kesempurnaan iman lelaki dengan kebaikan pergaulannya dengan istrinya. Rasulullah SAW bersabda :"Sesempurna-sempurnanya orang mu'min dalam imannya, ialah yang baik budi

pekertinya. Dan sebaik-baik kamu ialah yang terbaik pergaulannya terhadap istrinya." (Tirmidzi)

2. Wanita mempunyai tanggung jawab yang besar dalam rumahnya.

Oleh sebab itu mereka tidak dibebankan keluar mencari nafkah dan hendaknya menunaikan kewajibannya yang penting yaitu mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya sehingga bila suaminya pulang dari pekerjaannya akan merasa gembira. Hasil kerja suaminya itu digunakan untuk memberi nafkah anak dan istrinya. Tugas menguruskan rumah ini bisa menghabiskan semua waktunya.

Islam menghendaki wanita selalu berada di dalam rumah dan tidak meninggalkan rumah terkecuali ada kepentingan yang mendesak. Ini untuk memastikan bahwa tiada ruang baik syeitan untuk menghasut suami supaya

marah kepada istri, karena begitu pentingnya ridho suami atas istrinya ini, sebagaimana sabda Nabi SAW : "Tiap istri yang mati dan diridhoi oleh suaminya akan masuk surga." (Tirmidzi)

Tetapi kita lihat zaman sekarang ini, boleh dikatakan setiap wanita keluar bekerja atas alasan membantu lelaki atau mempunyai alasan-alasan lain. Apabila wanita keluar bekerja bertambahlah masalah dan beban karena rumah tangga dan anak-anaknya bisa terlantar.

Wanita hanya dibenarkan keluar bekerja apabila terdesak karena tiada siapa pun yang dapat memberi nafkah kepada mereka seperti suaminya sendiri.

Contoh yang dapat diambil ialah bagaimana kedua anak-anak perempuan Nabi Syu'aib yang terpaksa keluar mengambil air karena tiada orang lain lagi yang dapat membantu mereka. Bapak mereka telah tua, akhirnya mereka terpaksa menunggu kesemua orang lelaki habis mengambil air barulah mereka pergi ke tempat air itu.

Apabila wanita terpaksa keluar bekerja, mereka hendaklah berakhlaq baik sebagai Muslimah dan mematuhi landasan syari'ah seperti misalnya mereka tidak boleh bercampur gaul dengan bebas dengan lelaki lain, menutup aurat

mereka seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an dan Sunnah dan mematuhi hukum hijab. Wanita boleh membantu suaminya di tempat yang sama dengan suaminya bekerja dan mudah pula baginya untuk menguruskan rumahnya dan anak-anaknya yaitu hanya bila anak-anaknya sudah besar, seperti di kedai suaminya atau di ladang suaminya.

Wanita bekerja adalah satu perkara biasa buat masa ini. Sebenarnya wanita telah dijadikan senjata untuk memusnahkan Islam oleh musuh Islam seperti Yahudi. Mereka mengubah kedudukan wanita Islam yang sebenarnya

dengan membebaskan wanita dari tatasusila Islam ; wanita mesti bekerja seperti lelaki atau menjadi ketua negara, atau wanita boleh memakai apa saja yang mereka suka. Mereka telah mengasaskan sistem pelajaran di mana

wanita dididik dengan apa yang tidak mereka perlukan di rumah. Setengah masyarakat Barat telah sadar seperti 90% wanita Perancis ingin kembali kepada tugas asal mereka yaitu di dalam rumah. Salah satu sebab anak-anak tidak mengenal ibu bapa ialah karena ibu bekerja. Islam telah punya suatu penyelesaiannya sebelum mereka ini menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai masalah ini.

Bagaimanakah gambaran rumah yang harus diuruskan oleh MuslimahShalihin ? Rumah Muslim yang sebenarnya ialah rumah yang mengenal Allah dan Rasul-Nya dan mencintai mereka. Di dalamnya senantiasa didengarkan

nama Allah dan Rasul-Nya melalui bacaan Qur'an, perbincangan dan ucapan yang baik-baik dan cerita-cerita perjuangan sahabat dan peperangan ummat Islam dahulu. Rumahnya juga hendaklah menyediakan perpustakaan mini, yang isinya antara lain al Qur'an, Hadits dan buku-buku Islam yang baik yang dituliskan oleh orang-orang yang berilmu atau pejuang Islam yang ternama.Wanita hendaklah memastikan bahwa buku-buku ini dibaca dan senantiasa digunakan oleh setiap anggota keluarganya.

Rumahnya senantiasa dijadikan pusat penyebaran Al Islam dan tempat masyarakat mendapat ilmu dan nasihat tentang Deen. Wanitanya senantiasa membelanjakan hartanya di jalan Allah dan berjihad. Kepemimpinan rumahnya

adalah terletak di tangan lelaki sebagaimana firman Allah SWT : "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagaian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."(An Nisa' : 34)

Wanitanya tidak boleh keluar rumah tanpa kebenaran atau izin suaminya.Dia senantiasa menjaga kebersihan rumahnya. Keluarganya senantiasa mencari tahu tentang kesejahteraan tetangga mereka dan melayani tamu mereka dengan sebaik-baiknya pelayanan. Rumahnya senantiasa sederhana baik dari segi penataan maupun isinya yaitu tiada unsur kemewahan seperti pinggan mangkuk dari emas atau perak atau sutra untuk lelaki. Sabda Nabi SAW : "Termasuklah kebahagiaan hidup seseorang manusia ialah mempunyai istri yang baik, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang baik." (Ahmad)

Mereka senantiasa melakukan perkara yang dipermudahkan Allah (kecuali yang membawa dosa), sepeti menjama' dan mengqasharkan sholat bila dalam perjalanan dan tidak berpuasa di bulan Ramadhan bila bermusafir.

Suami yang telah memilih istri yang sholehah dapat menjamin bahwa ia akan teguh pendiriannya dalam amalan diennya, baik di waktu senang maupun susah. Dia selalu mendorong suami dalam tugas-tugas da'wah dan tidak

menjadi batu penghalang dengan sifat, kelakuan dan kata-katanya.

Walahu'alam bi shawab


Suzie Widya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar